fb
Jas Tutup: Pakaian Adat Pria Bugis-Makassar

Jas Tutup: Pakaian Adat Pria Bugis-Makassar

Di Sulawesi Selatan, selain pakaian adat wanita Baju Bodo, pria juga memiliki pakaian adat yang dikenal sebagai Jas Tutup. Busana adat pria Makassar ini terdiri dari beberapa elemen: baju, celana (paroci), kain sarung (lipa garusuk), dan tutup kepala (passapu). Baju bagian atas berbentuk jas tutup atau jas tutu dan baju belah dada atau bella dada. Model baju ini memiliki lengan panjang, leher berkrah, saku di kanan dan kiri, serta kancing dari emas atau perak pada leher baju. Kedua jenis baju ini sama dalam model, tetapi berbeda dalam warna dan bahan. Jas tutu biasanya terbuat dari bahan tebal berwarna biru atau coklat tua, sementara baju bella dada terbuat dari kain lipa sabbe atau lipa garusuk yang lebih tipis dan berwarna terang seperti merah atau hijau.

Tutup kepala pada busana adat pria Makassar terbuat dari kain pasapu yang dianyam dari serat daun lontar. Jika dihiasi dengan benang emas, disebut mbiring; jika tidak, disebut pasapu guru, biasanya dikenakan oleh guru di kampung. Tutup kepala ini melambangkan status sosial pemakainya.

Masyarakat Bugis-Makassar dikenal dengan keberagaman budayanya yang masih terjaga hingga kini. Jas Tutup, juga dikenal sebagai Jas Tutu' atau Baju Bella Dada, adalah salah satu busana tradisional yang dikenakan pada acara-acara tertentu. Jas ini memiliki ciri khas khusus mulai dari bentuk, warna, hingga aksesorisnya.

Dari segi bentuk, Jas Tutup mirip dengan jas modern, tetapi dengan kerah khusus yang disebut Krah Sanghai. Di bagian depan terdapat lima kancing emas atau perak, dengan dua kancing di bagian bawah lengan. Jas ini juga dilengkapi dengan hiasan rantai berwarna emas. Biasanya, Jas Tutup dipasangkan dengan sarung sutera (lipa' Sabbe) berwarna mencolok seperti merah dan hijau, serta dikenakan bersama peci khas Sulawesi Selatan yang disebut Songkok Pa'biring atau Songkok Recca.

Jas Tutup hadir dalam berbagai warna seperti hitam, putih, krem, merah tua, kuning, coklat, dan orange. Pada upacara adat atau pesta perkawinan, biasanya dikenakan Jas Tutup berwarna hitam. Warna hitam dan putih menegaskan kesan kedalaman dan kesucian, serta melindungi nilai-nilai suku Bugis-Makassar. Keluarga bangsawan biasanya memakai Jas Tutup berwarna coklat yang melambangkan kebangsawanan, persahabatan, dan kesucian. Kancing emas menandakan status sosial yang tinggi.

Pada pesta perkawinan, pengantin pria mengenakan Jas Tutup dari kain antallasa (benang emas) dengan berbagai warna cerah seperti hijau terang, merah, kuning emas, dan pink.

Dengan segala kekhasannya, Jas Tutup tidak hanya menambah keanggunan pemakainya tetapi juga melestarikan warisan budaya Bugis-Makassar.